Laman

Rabu, 15 Agustus 2012

HUKUM VAKSIN MENINGITIS


Keputusan Sidang Dewan Hisbah Persatuan Islam (Vaksin Meningitis)
DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM
Pada Sidang Dewan Hisbah Terbatas, 15 Juni 2009 H./ 21 Jumadil Tsaniyah 1430H
di Piaduct. Jl. Perintis Kemerdekaan 2 Bandung.
بسم الله الرحمن الرحيم
Dewan Hisbah Persatuan Islam setelah:
MENGINGAT:
a.
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا…

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu…Q.s. Al-Baqarah : 29

قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ رِزْقٍ فَجَعَلْتُمْ مِنْهُ حَرَامًا وَحَلاَلاً قُلْ آللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ أَمْ عَلَى اللَّهِ تَفْتَرُونَ
Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal”. Katakanlah: “Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?”Q.s. Yunus : 59

Ayat ini merupakan sindirin atau kecaman dari Allah swt. terhadap yang mengharamkan yang halal atau sebaliknya. Di dalam ayat lainnya Allah swt. berfirman :


إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلاَ عَادٍ فَلاَ إِثْمَ عَلَيْهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Q.s. Al-Baqarah : 173

Selain dari yang empat ini tentulah tidak diharamkan oleh Allah swt. Lebih jelas difirmankan oleh Allah swt. dalam ayat sebagai berikut :

قُلْ لاَ أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إِلاَّ أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنْزِيرٍ فَإِنَّهُ رِجْسٌ أَوْ فِسْقًا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلاَ عَادٍ فَإِنَّ رَبَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi –karena sesungguhnya semua itu kotor– atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Q.s. Al-An’am : 145.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عَامَ الْفَتْحِ وَهُوَ بِمَكَّةَ إِنَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ حَرَّمَ بَيْعَ الْخَمْرِ وَالْمَيْتَةِ وَالْخِنْزِيرِ وَالْأَصْنَامِ فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ شُحُومَ الْمَيْتَةِ فَإِنَّهَا يُطْلَى بِهَا السُّفُنُ وَيُدْهَنُ بِهَا الْجُلُودُ وَيَسْتَصْبِحُ بِهَا النَّاسُ فَقَالَ لاَ هُوَ حَرَامٌ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ ذَلِكَ قَاتَلَ اللَّهُ الْيَهُودَ إِنَّ اللَّهَ لَمَّا حَرَّمَ شُحُومَهَا جَمَلُوهُ ثُمَّ بَاعُوهُ فَأَكَلُوا ثَمَنَهُ

Dari Jabir bin Abdulah r.a bahwa ia mendengar Rasulullah saw. telah bersabda waktu Futuh Mekah dan beliau berada di Mekah,”Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya mengharamkan jual beli khamer, bangkai, babi, dan patung-patung sembahan.’ Ditanyakan kepada beliau,’Wahai Rasulullah,’Apa yang anda lihat lemak-lemak bangkai, karena itu hanya dipergunakan melamur perahu mewangikan kulit-kulit dan digunakan penerangan oleh orang-orang?’ Beliau menjawab,’Tidak, tetap dia itu haram’ Dalam pada itu Rasulullah saw. bersabda lagi, ‘Allah membinasakan Yahudi, sesungguhnya Allah telah mengharamkan lemak-lemak (yang diharamkan), mereka mengolahnya kemudian menjualnya lalu memakan harganya. H.r. Sahih Al-Bukhari, IV : 1695 dan Sahih Muslim, III : 1207

3874 عَنْ أَبِي عِمْرَانَ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فَتَدَاوَوْا وَلاَ تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ

Dari Abu Darda, ia berkata,”Rasulullah saw. telah bersabda,”Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat dan menjadikan bagi setiap penyakit obatnya. Maka berobatlah dan janganlah berobat dengan yang haram.”. H.r. Abu Daud, Sunan Abu Daud, VII : 4 dan Al-Baehaqi, Sunan Al-Baehaqi Al-kubra, X : 5.

2. Kaidah-kaidah ushul fiqih :
الأَصْلُ فِي الْمُعَامَلَةِ اَِلإبَاحَةُ
Asal dalam urusan muamalah diperbolehkan
الأَصْلُ فِي النَّهْيِ لِلتَّحْرِيمِ
Asal dari setiap larangan itu hukumnya haram
الضَّرُورَةُ تُبِيحُ الْمَحْظُورَاتِ
Darurat itu membolehkan hal-hal terlarang
مَا أُبِيحَ لِلضَّرُورَةِ تُقَدَّرُ بِقَدَرِ تَعَذًُّرِهَا
Apa yang dibolehkan untuk kemadaratan diukur dengan ukuran uzurnya.
لاَ حَرَامَ مَعَ الضَّرُورَةِ وَلاَ كَرَاهَةَ مَعَ الْحَاجَةِ
Tidak ada haram bersama darurat dan tidak ada makruh bersama kebutuhan.

اَلْحَاجَةُ تنْزِلُ مَنْزِلَةَ الضُرُورَةِ
Keperluan itu menduduki kedudukan darurat

MENDENGAR:
  1. Pengantar dan Arahan dari Ketua Dewan Hisbah KH Usman Shalehuddin
  2. Penjelasan / klarifikasi dari Perwakilan GSK sebagai produsen vaksin meningitis bahwa yang digunakan sekarang ini adalah vaksin meningitis “NEW” MENCEVAX Sejak Akhir Tahun 2008 yang tidak lagi bersentuhan dengan unsur babi dalam proses pembuatannya
  3. “NEW” MENCEVAX salah sutu bahannya (Working Seed) diambil yang sebelumnya “OLD” MENCEVAX
  4. Makalah dan pembahasan yang disampaikan olehKH Wawan Shofwan Shalehuddin
  5. Pembahasan dan penilaian dari anggota Dewan Hisbah terhadap masalah tersebut di atas


MENIMBANG:

  1. Vaksin meningitis telah dilakukan kepada jamaah haji dan tampaknya akan terus dilakukan.
  2. Peraturan Saudi Arabia mengharuskan bagi setiap yang masuk ke negaranya untuk di vaksinasi meningitis.
  3. Bahwa vaksin meningitis yang diproduksi oleh GSK yang disuntikan kepada calon jamaah haji dan Umrah serta TKW dan TKI merupakan formula yang sejak akhir 2008 telah terlepas dari unsur babi hanya di ambil dari bahan yang sebelumnya (yang menggunakan enzim babi dalam proses pembuatannya).
  4. Selalu terdapat kemungkinan adanya vaksin lain yang mengandung unsur yang haram.
  5. Vaksin meningitis telah menjadi komoditas.
  6. Perlu kejelasan dan ketegasan hukum vaksinasi meningitis khususnya bagi jamaah haji dan umrah.


MENGISTINBAT:

  1. Vaksinasi yang mengandung unsur haram hukumnya haram
  2. Dalam keadaan darurat atau diperlukan diperbolehkan


Demikian keputusan Dewan Hisbah mengenai masalah tersebut dengan makalah terlampir.
الله يأخذ بأيدينا الى ما فيه خير للإسلام و المسلمين
Bandung, 21 Jumadil Tsaniyah 1430 H
15 Juni 2009 M
DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM
Ketua                                                                         Sekretaris

KH. USMAN SHALEHUDDIN                               K.H. WAWAN SHOFWAN
NIAT: 05536                                                              NIAT: 30400

Tidak ada komentar:

Posting Komentar