KEPUTUSAN
DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM
Pada
Sidang Dewan Hisbah Penyerta Muktamar XIV
Di PC
Persis Soreang, 7 Agustus 2010
M
26
Sya’ban 1431 H
Tentang:
"HUKUM MENGGUNAKAN KARTU KREDIT DALAM PANDANGAN
ISLAM"
بسم الله الرحمن الرحيم
Dewan Hisbah Persatuan Islam setelah:
MENGINGAT:
1. Firman Allah :
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لاَ يَقُومُونَ إِلاَّ كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ. البقرة : 275.
“Orang-orang
yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya”. (Q.S. Al-Baqarah : 275)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. آل عمران : 130.
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.” (Q.S. Ali Imran : 130)
وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا. النساء : 161.
“dan
disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang
daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil.
Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa
yang pedih” (Q.S. An-Nisa : 161)
وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلاَ يَرْبُو عِنْدَ اللهِ وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ. الروم : 39.
“Dan
sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridaan Allah, maka
(yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)” (Q.S.
Ar-Rum : 39)
2. Hadis
Nabi Saw:
أَنَّ النَّبِيَ -صلى الله عليه وسلم- سُئِلَ : أَيُّ الكَسْبِ أَطْيَبُ؟ قَالَ: عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ. رواه البزار وصححه الحاكم. ورواه الحاكم عن سعيد بن عمر عن عمه.
'Rasulullah
saw. ditanya mengenai pekerjaan apa yang paling baik? Rasulullah saw. bersabda;
'(yang paling baik) ialah pekerjaan seseorang dengan usaha dengan tangannya
sendiri dan perdagangan yang mabrur (yang bersih/halal)." H.r.
Al-Bazar dan dishahihkan oleh Al-Hakim. Dan Al-Hakim meriwayatkannya dari Said
bin Umar dari pamannya.
لَعَنَ اللهُ آكِلَ الرِّبَا وَمُؤْكِلَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَكَاتِبَهُ. رواه البخاري ومسلم
“Allah
melaknat pemakan riba, yang memberi makannya, saksi-saksinya dan
penulisnya." H.R. Al-Bukhari dan Muslim
لَدِرْهَمٌ رِبًا أَشَدُّ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنْ سِتٍّ وَثَلاَثِيْنَ زَنْيَةً
“Untuk
satu dirham riba disisi Allah lebih berat dari tiga puluh enam kali berzina menurut
(ukuran) kesalahan." H.R. Ad-Daraquthni
لِلرِّبًا تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ بَابًا اَدْنَاهَا كَأَنْ يَأْتِيَ الرَّجُلُ بِاُمِّهِ.
“Untuk
riba ada 99 (sebilan puluh Sembilan) pintu dosa, yang paling rendah
(derajatnya, seperti) seseorang yang menzinahi ibunya.”
عَنْ عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ أَنَّ النَّبِيَّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَالَ :
اَلصُّلْحُ جَائِزٌ بَيْنَ الْمُسْلِمِينَ ، إلاَّ صُلْحًا حَرَّمَ حَلاَلاً أَوْ أَحَلَّ حَرَامًا. رواهُ أَبُو دَاوُد وَابْنُ مَاجَهْ وَالتِّرْمِذِيُّ ، وَزَادَ :
الْمُسْلِمُونَ عَلَى شُرُوطِهِمْ إلاَّ شَرْطًا حَرَّمَ حَلاَلاً أَوْ أَحَلَّ حَرَامًا.). نيل الأوطار 8: 463.
Dari
Amr bin Auf, bahwasanya Nabi saw. bersabda, 'Perjanjian boleh dilakukan
diantara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram." H.r. Abu Daud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi, dan
ia menambah: "Dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka
kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram."
Nailul Authar.
3.
Qaidah Fiqhiyyah
الأصل في العقود والمعاملاة الإباحة حتى يقوم الدليل على بطلان والتحريم
"Asal
melakukan setiap kegiatan akad dan muamalah adalah boleh selama tidak ada dalil
yang membatalkan atau mengharamkannya”
MENDENGAR:
- Sambutan dan pengarahan dari Ketua Dewan Hisbah K.H. Usman Shalehuddin
- Sambutan dan pengantar dari Ketua Umum PP Persis K.H. Prof. Dr. Maman Abdurrahman. MA
- Makalah dan pembahasan yang disampaikan oleh: . 1. Dr. Hassanudin M.Ag 2. K.H. Drs. Taufik Rahman Azhar
- Pembahasan dan penilaian dari anggota Dewan Hisbah terhadap masalah tersebut di atas
MENIMBANG:
- Larangan Islam tentang segala bentuk transaksi barang dan atau jasa yang mengandung Riba, Maisir, Jahalah, Gharar dan Ghasy.
- Adanya praktek penggunaan kartu kredit di kalangan masyarakat.
- Belum adanya kesepakatan pendapat mengenai kartu kredit yang sesuai dengan syari'ah.
- Perlu kejelasan dan ketegasan status hukum tentang penarikan denda atau tambahan pembayaran dari nasabah.
Dengan demikian Dewan Hisbah Persatuan Islam
MENGISTINBATH :
- Menggunakan kartu kredit konvensional hukumnya haram karena mengandung unsur riba.
- Menggunakan kartu kredit dengan akad ijarah (sewa fasilitas), kafalah(talangan utang) atau qard (pinjaman) hukumnya mubah.
- Penarikan denda atau tambahan pembayaran dari nasabah karena keterlambatan pembayaran termasuk riba.
Demikian keputusan Dewan Hisbah mengenai masalah
tersebut dengan makalah terlampir.
الله يأخذ بأيدينا الى ما فيه خير للإسلام و المسلمين
Bandung, 7 Agustus 2010
M
26 Sya’ban 1431
H
DEWAN
HISBAH PERSATUAN ISLAM
KETUA SEKRETARIS
K.H.
USMAN SHALEHUDDIN K.H.
WAWAN SHOFWAN Sh
NIAT: 05536 NIAT:
30400
Tidak ada komentar:
Posting Komentar