SIDANG DEWAN HISBAH
PERSATUAN ISLAM
DI JALAN PAJAGALAN 14
BANDUNG
TENTANG HUKUM ROKOK
Nomor
: 021/PP-05/A1/.87
Lamp
:
Hal
: Hasil Musyawarah Rokok
Bandung, 15
Syawal 1407 /11 Juni 1987
Kepada Yth.
Pusat Pimpinan Persatuan Islam
Di
Bandung
بسم الله الرحمن الرحيم
Sehubungan dengan
permintaan anggota Dewan Hisbah agar diselenggarakannya musyawarah masalah
hukum rokok, maka Dewan HIsbah Persatuan Islam telah menyelenggarakan siding ke
IV pada hari Ahad, tanggal 12 Syawal 1407 H/10 Mei 1987 di Pajagalan 14
Bandung, dimulai pada pukul 09.45 s/d 16.00 dan dihadiri oleh:
- KH.E.
Abdullah
- KH.E.
Sar’an
- K.H.O.
Syamsuddin
- K.H.O.
Abdulqadir Shadiq
- al-Ust.H.M.
Syarief Sukandi
- al-Ust.H.M.Akhyar
Syuhada
- al-Ust.
Ghazali
- al-Ust.Usman
Shalehuddin
- al-Ust.Suraedi
- al-Ust. Aceng Zakariya
- al-Ust. Ikin Shadikin
- Dr. H. Ading Suwardi (Dosen FK Unpad, ahli Anatomi)
- Dr. H. Tuti S (Dosen FK Unpad, ahli Farmakologi)
Setelah para ahli
menyampaikan penjelasanya, sekitar permasalahan tembakau dan segala kaitannya
yang berhubungan dengan segala akibatnya, dilanjutkan dengan beberapa
pandangan, baik dari pembuat makalah, al-Ust.H.M. Syarief Sukandi juga dari
Asatidz lainnya.
Maka diambil kesimpulan, bahwa:
1. Dalil-dalil yang menunjang haramnya rokok
tidak mengena.
2. Rokok tidak termasuk fasad yang dimaksud
Alquran.
3. Unsur-unsur rokok tidak ada yang termasuk
khamr yang memabukkan.
4. Tidak ada nash dan illat yang jelas dan
kuat.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka para
anggota Dewan HIsbah Ittifaq, bahwa rokok itu:
HUKUMNYA “MAKRUH”
Keterangan para ahli dalam masalah rokok
1. Dr. Ading dan Dr. Tuti:
a. Tembakau mengandung nicotine, tapi
tembakau bukan nicotine.
b. Nicotine mempunyai dua sifat; merangsang
dan menghambat, kalau sedikit hanya sekedar merangsang, kalau banyak akan
menghambat, akan tetapi ini pun tergantung reaksi orang yang tidak sama.
c. Nicotine akan menjadi racun kalau dimakan
sekaligus, mungkin sekali sekitar 60 gr atau lebih.
d. Tembakau (rokok) sampai sekarang, belum
dinyatakan sebagai penyebab kanker, tapi hanya sekedar induksi kanker.
e. Pengaruh nicotine terhadap alat tubuh
tergantung kadarnya dalam darah dan tergantung adanya toleransi (proses yang
terjadi pada seseorang dimana ia memerlukan takaran yang lebih tinggi untuk
mendapatkan effect yang sama.
f. Banyak penyakit dan gejala-gejala penyakit
hampir selalu disalahkan kepada pemakaian tembakau. Walaupun penelitian luas
telah dilakukan, belumlah dapat disimpulkan bahwa pemakaian tembakau yang
biasa-biasa akan merusak (kesehatan) sejumlah orang yang telah mempunyai
kebiasaan menggunakan tembakau.
g. Tidak ada bukti-bukti bahwa pemakaian
tembakau menyebabkan penyempitan pembuluh darah atau berakibat sakit di daerah
jantung atau mempunyai peranan dalam proses permulaan penyumbatan pembuluh darah
jantung.
h. Pengaruh nicotine secara psikhis:
a) Rasa nyaman
b) Percaya diri
c) Pikiran “tenang”
2. Al-Ust. H.M. Syarief Sukandi, sesuai
dengan makalahnya, tetapi beliau menyatakan belum pernah menetapkan haram.
3. al-Ust. Suraedi:
a. Rokok adalah masalah Ijtihadiyyah
b. Perlu sikap hati-hati dalam menetapkan
halal dan haram.
4. al-Ust. Ghazali:
a. Dalil-dalil yang disampaikan dalam makalah
tidak ada yang tepat sasaran hukum haram.
b. Alhukm yaduru ma’al illati wujudan wa
‘adaman (Hukum itu beredar dengan illahnya.)
c. Rokok hukumnya makruh.
5. al-Ust. Aceng Zakariya:
a. Minum al-Khamr berlaku hukum dera, kalau
rokok sama dengannya, maka berlaku pula hukum dera.
b. Jengkol dan pete lebih mengganggu daripada
rokok.
c. Tidak ada nash dan illahnya yang jelas dan
kuat tentang haramnya rokok.
Mudah-mudahan hasil
penelitian Dewan HIsbah ini bermanfaat, khususnya untuk kalangan Jam’iyyah
Persatuan Islam dan masyarakat Islam pada umumnya.
Allahu Ya’khudzu bi
Aidiina ila ma Fiihi Khairun lil Islami wal Muslimin.
Wassalaamu ‘Alaikum
DEWAN HISBAH PERSATUAN
ISLAM
Ketua
(a.i.)
Sekretaris,
H.A. Latief Muchtar.
MA
Ikin Shadikin
MAKALAH
ALASAN PENGHARAMAN ROKOK
BERIKUT BANTAHANNYA
Dalil-dalil yang dipakai alas an yang
mengharamkan rokok, antara lain:
1.
Bahwa merokok itu dianggap berbuat kerusakan, berdasarkan sebuah ayat:
…
لا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ… – البقرة : 11 –
“…Janganlah kamu berbuat kerusakan
di muka bumi…”. Al-Baqarah : 11
Ayat tersebut tidak ada sangkut pautnya
dengan masalah rokok, sebab yang dimaksudkan dengan fasad itu ialah:
الفَسَادُ خُرُوجُ الشَّيْئِ عَنْ حَدِّ
الإِعْتِدَالِ وَالصَّلاَحُ ضِدُّهُ. وَالفَسَادُ فِي الأَرْضِ هَيْجُ الحُرُوبِ
وَالفِتَنِ الَّذِي تُؤَدِّي إِلَى اخْتِلاَلِ أَمْرِ المَعَاشِ وَالمَعَادِ
وَالسَّفْهِ : خِفَّةِ العَقْلِ وَفَسَادِ الرَّأْيِ
‘Fasad itu ialah
keluarnya sesuatu dari batas tegak, dan Shalah itu kebalikan dari I’tidal. Dan
berbuat kerusakan di muka bumi ini, ialah mengadalan peperangan dan menyebarkan
fitnah yang menimbulkan kekacauan urusan dunia dan tempat kembali (akhirat) dan
safih, yaitu kurangnya akal dan rusaknya pandangan.
الفَسَادُ المَنْهِيُّ عَنْهُ هُنَا
الأَسْبَابُ المُؤْدِيَةُ إِلَى الفَسَادِ مِنْ إِفْشَاءِ إِسْرَارِ
المُؤْمِنِيْنَ إِلَى الكُفَّارِ وَإِغْرَائِهِمْ بِالمُؤْمِنِيْنَ
وَتَنْفِيْرِهِمْ مِنَ اتِّبَاعِ مُحَمَّدٍ ص وَالأَخْذَ بِمَا جَاءَ بِهِ مِنَ
الإِصْلاَحِ إِلَى نَحْوِ أُولَئِكَ مِنْ فُنُونِ الشَّرِّ وَصُنُوفِ الفِتَنِ –
المراغي, 1 : 83 –
Al-Fasad, yang dilarang
dari pada fasad di sini, ialah sebab-sebab yang menimbulkan kerusakan, yaitu
menyebarluaskan rahasia orang-orang yang beriman kepada kafir, dan mereka
mengacaukan mu’minin, dan menjauhkan mu’minin mengikuti Nabi Muhammad SAW serta
mereka mengannggap kepada kebaikan yang didatangkan oleh Nabi Muhammad itu
berbagai kejahatan dan fitnah.’ Al-Maraghi 1 : 83
2. Bahwa merokok itu dianggap bunuh diri,
berdasarkan firman Allah:
…وَلاَ
تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ… – النساء : 29 –
“…Dan janganlah kamu membunuh dirimu
sendiri…”. An-Nisa : 29
Alasan tersebut tidak tepat, sebab yang
dimaksud dengan ayat itu ialah:
أَيْ لاَ يَقْتُلُ بَعْضُكُمْ بَعْضًا
وَعَبَّرَ بِذَالِكَ لِلْمُبَالَغَةِ فِي الزَجْرِ وَلِلإِشْعَارِ بِتَعَاوُنِ
الأُمَّةِ وَتَكَافُلِهَا وَوَحْدَتِهَا وَقَدْ جَاءَ فِي الحَدِيْثِ “المُؤْمِنُ
كَالنَّفْسِ الوَاحِدَةِ”
Yakni sebagian kamu
tidak membunuh yang lainnya, dan Allah membuat ibrah dengan itu untuk
menunjukkan kesungguhan dalam larangan dan untuk menumbuhkan saling menolong
sesama umat, dan saling memikul serta bersatu. Dan sungguh telah datang dalam
sebuah hadis, ‘Orang-orang mukmin itu bagaikan satu jiwa.’
3. Bahwa merokok dianggap melampaui batas.
Allah berfirman:
…
وَلا تَعْتَدُوا إِنَّ اللهَ لا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ… – البقرة : 190 –
“…Dan
janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang melampaui batas.” Al-Baqarah : 190
Ayat inipun tidak tepat
dijadikan dalil haramnya rokok, sebab yang dimaksud dengan al-I’tida (melampaui
batas) itu ialah:
مُجَاوَزَةُ الحَدِّ, وَالحَدُّ الَّذِي
يَنْهَى اللهُ عَنْ مُجَاوَزِهِ إِمَّا شَرْعِيٌّ كَتَجَاوُزِ الحَلاَلِ مِنَ
الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ وَمَا يَتَعَلَّقُ بِهَا إِلَى الحَرَامِ, وَإِمَّا
فِطْرِيٌّ طَبِعِيٌّ هُوَ تَجَاوُزُ الشَّبَعِ إِلَى البَطَّةِ الضَارَّةِ –
المراغي 8 : 53 –
melampaui batas
yang dilarang melampauinya itu adakalanya sebangsa syara’ seperti melampaui
yang halal daripada makanan, minuman, dan yang bertalian dengan keduanya kepada
yang haram. Dan adakalanya kejadian yang biasa, yaitu melampaui batas kenyang
kepada kekenyangan yang membahayakan. Al-Maraghi 8 : 53
4. Bahwa merokok itu dipandang israf
(berlebih-lebihan), berdasarkan firman Allah:
…وَلا
تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ – الأنعام : 141 –
“…Dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.” Al-An’am : 141
Dalam tafsir al-Qurthubi dijelaskan:
وَالمَعْنَى المَقْصُودُ مِنَ الآيَةِ: لاَ
تَأْخُذُوا الشَّيْئَ بِغَيْرِ حَقِّهِ ثُمَّ تَضَعُوهُ فِي غَيْرِ حَقِّهِ –
القرطبي 7 : 110 –
Arti yang dimaksud
dari ayat tersebut, ‘Janganlah kau mengambil sesuatu yang bukan haknya,
lalu menggunakannya pada yang bukan haknya.’ Al-Qurthubi VII : 110
وَقَالَ مُجَاهِدٌ: … وَلَوْ أَنْفَقَ
دِرْهَمًا أَوْ مُدًّا فِي مَعْصِيَّةِ اللهِ كَانَ مُسْرِفًا – القرطبي 7 :
110 –
Dan berkata Mujahid… Dan
jika (Abu Qubais) mendermakan satu dirham atau satu mud dalam kema’siatan
kepada Allah, maka ia adalah orang yang israf. Al-Qurthubi VII : 110
Dengan demikian, jelas bahwa merokok itu
tidak termasuk israf (berlebih-lebihan).
5. Bahwa merokok itu dipandang sebagai
khabaits. Firman Allah:
…
وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ – الأعراف :
157 –
“…dan Allah menghalalkan
kepada mereka segala yang baik-baik, dan mengharamkan atas mereka yang
jelek-jelek.’ Al-A’raf
Ayat tersebut tidak ada kaitannya dengan
haramnya merokok. Sebab maksud ayat tersebut ialah:
وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمْ مَا تَسْتَقْدِرُهُ
النُّفُوسُ كَالمَيْتَةِ وَالدَّمِ المَسْفُوحِ وَمَا يُؤْخَذُ مِنَ الأَمْوَالِ
بِغَيْرِ حَقٍّ كَالرِّبَا وَالرِّشْوَةِ وَالغَصَبِ وَالخِيَانَةِ –
المراغي 9 : 83 –
Dan Allah mengharamkan
kepada mereka apa-apa yang dianggap jijik oleh nafsu, seperti bangkai, darah
yang mengalir, dan harta kekayaan yang diambil yang bukan haknya, seperti riba,
suapan, ghasab, dan khianat. Al-Maraghi 9 : 83
Itulah yang dimaksud dengan khabaaits
.
6. Bahwa merokok itu dipandang menjerumuskan
diri kepada kerusakan, sebagaimana firman Allah:
…
وَلاَ تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ… – البقرة : 195 –
… Dan janganlah kamu menjerumuskan diri
kepada kerusakan. Al-Baqarah : 195
Yang dimaksud dengan
ayat tersebut ialah bahwa kamu harus berjuang dengan sungguh-sungguh menegakkan
Islam untuk mendapat kemenangan dengan harta dan segala kemampuan yang ada.
Jika tidak demikian, berarti kamu menjerumuskan diri kepada kekalahan.
Jadi, ayat tersebut tidak ada kaitannya
dengan haramnya merokok.
7. Bahwa yang merokok itu dipandang mengikuti
setan, dengan alasan:
وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ –
البقرة : 168 –
Dan janganlah kamu mengikuti gerak langkah
syetan. Al-Baqarah : 168
Yang dimaksud dengan ayat tersebut ialah:
وَلاَ تُحَرِّمُوا مَا لَمْ يُحَرِّمْهُ
اللهُ عَلَيْكُمْ فَإِنَّ ذَالِكَ إِغْوَاءٌ مِنْهُ وَاللهُ المُبْدِعُ قَدْ
أَبَاحَهَا لَكُمْ فَلَيْسَ لِغَيْرِهِ أَنْ يُحَرِّمَ أَوْ يُحَلِّلَ وَلاَ أَنْ
يَتَعَبَّدَ لَكُمْ بِهِ – المراغي 8 : 53 –
Jangan kamu mengharamkan
sesuatu yang Allah tidak mengharamkan kepadamu. Maka yang demikian itu suatu
penyelewengan/menyesatkan. Sedangkan Allah yang Menciptakannya telah
membolehkan kepadamu. Maka tidak boleh bagi yang lainnya mengharamkan atau
menghalalkan dan ia tidak akan tunduk kepadamu. Al-Maraghi : 8 : 53
Dalam ayat ini pun tidak terdapat yang
mengharamkan rokok, bahkan kita tidak boleh mengharamkan sesuatu jika Allah
tidak mengharamkannya.
KESIMPULAN
1. Tidak ada satu pun dalil yang shah dan
sharih yang mengharamkan rokok. Maka oleh karena itu, merokok hukumnya tidak
haram.
2. Merokok hukumnya makruh karena baunya
tidak sedap. Jadi merokok itu bukan sesuatu perbuatan yang terpuji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar