Hasil
Istinbat Dewan Hisbah PP Persis Tentang MLM
DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM
Pada Sidang
Dewan Hisbah VII I – 2009 Di PC Persis Soreang , 10 Sya’ban 14 30 H/ 1 Agustus 200 9 M
Tentang:
“ MLM (MULTI LEVEL MARKETING) DALAM TIMBANGAN SYARI’AH ”
بسم الله الرحمن الرحيم
Dewan Hisbah
Persatuan Islam setelah:
MENGINGAT:
* Mendapat benefit (keuntungan) dari
keringat orang lain tetapi hasil yang sesuai dari jasa menanam, didikan, atau
binaan
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ
الأَنْصَارِيِّ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّي أُبْدِعَ بِي فَاحْمِلْنِي فَقَالَ مَا عِنْدِي فَقَالَ
رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ أَنَا أَدُلُّهُ عَلَى مَنْ يَحْمِلُهُ فَقَالَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ
أَجْرِ فَاعِلِهِ
Dari Abu Mas’ud Al-Anshari, ia berkata,”Seseorang
datang kepada Nabi saw. lalu berkata,’Sesungguhnya saya di perbarukan maka
bawalah saya.’ Maka Rasululah menjawab, Saya tidak mempunyainya’ Seseorang
berkata,’Wahai Rasulullah, saya menunjukkannya kepada orang yang akan
membawanya.’ Rasulullah saw. bersabda,’Siapa yang menunjukkan kepada suatu
kebaikan, baginya pahala sebanding dengan yang pelakunya’ Sahih Muslim, III;
1503. 1893
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا
مَاتَ اِلإنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ
صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Dari Abu Huraerah bahwasannya Rasulullah saw telah
bersabda,”Apabila manusia mati terputuslah amalnya darinya kecual tiga macam;
Sedekah jariah; ilmu yang dimanfaatkan; dan anak saleh yang mendoakannya.”
Sahih Muslim, III : 1255
عَنْ أَبِي
أُسَيْدٍ مَالِكِ بْنِ رَبِيعَةَ السَّاعِدِيِّ قَالَ بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ
رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي
سَلَمَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ
أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ نَعَمْ الصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا
وَالإسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ
الرَّحِمِ الَّتِي لاَ تُوصَلُ إِلاَّ بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا
Dari Abu Usaid Malik bin bin Rabi’ah As-Saidi, ia
berkata,”Ketika kami berada dekat Rasulullah saw. tiba-tiba datang menghampiri
beliau seorang laki-laki dari Bani Salamah, ia berkata,’Wahai Rasulullah,
apakah masih tersisa sesuatu dari berbuat baik kepada kedua orang tua saya
setelah kewafatan keduanya?’ Beliau menjawab,’Benar, mendoakan kebaikan bagi
mereka, memohonkan ampunan bagi mereka, menunaikan janji-janji mereka,
menyambungkan selaturahim yang hanya tersambung karena mereka, serta
menghormati sahabat-sahabat mereka.’” H.r. Abu Daud, IV : 336, Al-Baehaqi,
Syu’abul iman, VI : 199, dan Al-Hakim, IV : 171.
* Haramnya Riba
الَّذِينَ
يَأْكُلُونَ الرِّبَا لاَ يَقُومُونَ إِلاَّ كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ
الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ
الرِّبَا وَأَحَلَّ اللهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ
مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللهِ وَمَنْ عَادَ
فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ.
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang
yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya. Q.s. Albaqarah : 275.
عَنْ
عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ لَعَنَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا وَمُؤْكِلَهُ قَالَ قُلْتُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ
قَالَ إِنَّمَا نُحَدِّثُ بِمَا سَمِعْنَا
Dari Alqamah dari Abdulah, ia berkata,”Rasulullah saw.
melaknat pemakan riba dan yang memberi makannya, beliau bersabda,’Aku
katakan,’Pencatatnya, dan dua saksi.’ Ia berkata lagi,’Kami menceritakan hanya
yang kami telah mendengarnya.’” H.r. Muslim, III : 1218.
* Halalnya ajr samsarah (upah
mekelar/mediator/calo) dan menetapkan syarat di antara kaum muslimin
بَاب أَجْرِ
السَّمْسَرَةِ وَلَمْ يَرَ ابْنُ سِيرِينَ وَعَطَاءٌ وَإِبْرَاهِيمُ وَالْحَسَنُ
بِأَجْرِ السِّمْسَارِ بَأْسًا وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ لَا بَأْسَ أَنْ يَقُولَ
بِعْ هَذَا الثَّوْبَ فَمَا زَادَ عَلَى كَذَا وَكَذَا فَهُوَ لَكَ وَقَالَ ابْنُ
سِيرِينَ إِذَا قَالَ بِعْهُ بِكَذَا فَمَا كَانَ مِنْ رِبْحٍ فَهُوَ لَكَ أَوْ
بَيْنِي وَبَيْنَكَ فَلَا بَأْسَ بِهِ وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الْمُسْلِمُونَ عِنْدَ شُرُوطِهِمْ
Bab upah pemakelarn dan Ibnu Sirin, Atha, Ibrahim, dan
Alhasan membolehkannya. Ibnu Abas bekata,”Tidak mengapa kamu katakan,”Juallah
olehmu baju ini. Maka apa yang lebih dari ini dan itu adalah hakmu.” Ibnu Sirin
berkata,”Jika ia berkata,”Juallah olehmu, lalu lebihnya untung antara aku dan
kamu. Hal itu tidak mengapa. Rasulullah saw. bersabda,”Kaum muslimin itu di
atas syarat-syarat mereka.” H.r. Al-Bukhari, II : 794.
* Menjual barang yang haram
عَنْ جَابِرِ
بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ عَامَ الْفَتْحِ وَهُوَ بِمَكَّةَ إِنَّ اللهَ وَرَسُولَهُ حَرَّمَ بَيْعَ
الْخَمْرِ وَالْمَيْتَةِ وَالْخِنْزِيرِ وَالأَصْنَامِ فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ
أَرَأَيْتَ شُحُومَ الْمَيْتَةِ فَإِنَّهَا يُطْلَى بِهَا السُّفُنُ وَيُدْهَنُ
بِهَا الْجُلُودُ وَيَسْتَصْبِحُ بِهَا النَّاسُ فَقَالَ لاَ هُوَ حَرَامٌ ثُمَّ
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ ذَلِكَ قَاتَلَ اللهُ
الْيَهُودَ إِنَّ اللهَ لَمَّا حَرَّمَ شُحُومَهَا جَمَلُوهُ ثُمَّ بَاعُوهُ
فَأَكَلُوا ثَمَنَهُ
Dari Jabir bin Abdulah r.a bahwa ia mendengar
Rasulullah saw. telah bersabda waktu Futuh Mekah dan beliau berada di
Mekah,”Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya mengharamkan jual beli khamer, bangkai,
babi, dan patung-patung sembahan.’ Ditanyakan kepada beliau,’Wahai
Rasulullah,’Apa yang anda lihat lemak-lemak bangkai, karena itu hanya
dipergunakan melamur perahu mewangikan kulit-kulit dan digunakan penerangan
oleh orang-orang?’ Beliau menjawab,’Tidak, tetap dia itu haram’ Dalam pada itu
Rasulullah saw. bersabda lagi, ‘Allah membinasakan Yahudi, sesungguhnya Allah
telah mengharamkan lemak-lemak (yang diharamkan), mereka mengolahnya kemudian
menjualnya lalu memakan harganya. H.r. Sahih Al-Bukhari, IV : 1695 dan Sahih
Muslim, III : 1207
* Larangan Jual beli garar dan spekulasi
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ
بَيْعِ الْحَصَاةِ وَعَنْ بَيْعِ الْغَرَرِ
Dari Abu Huraerah, ia berkata,”Rasulullah saw.
melarang jual beli dengan lemparan batu dan jual beli yang belum jelas.” Sahih
Muslim, III : 1153 .
عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى
عَنْ الْمُزَابَنَةِ وَالْمُحَاقَلَةِ وَالْمُزَابَنَةُ اشْتِرَاءُ الثَّمَرِ
بِالتَّمْرِ فِي رُءُوسِ النَّخْلِ
Dari Abu Said Al-Khudri r.a bahwasannya Rasulullah
saw. melarang muzabanah (menukar barang yang jelas dengan yang tidak jelas),
muhaqalah (menjual biji-bijian yang masih diurainya), dan muzabanah (membeli
yang masih dipohonnya dengan kering).’” H.r. Mushanaf Ibnu Abu Syaibah, IV :
507 .
عَنْ أَنَسِ
بْنِ مَالِكٍ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ
الْمُحَاقَلَةِ وَالْمُخَاضَرَةِ وَالْمُلاَمَسَةِ وَالْمُنَابَذَةِ وَالْمُزَابَنَةِ
Dari Anas bin Malik r.a bawba ia telah
berkata,”Rasulullah saw. melarang muhaqalah, muhadharah (menjual makanan yang
masih hijau belum tentu dapat dimakan), mulamasah (jual beli kain hanya dengan
disentuh tanpa dilihat), Munabadzah (membeli luas tanah dengan ukuran sejauh
batu dilemparkan pembeli), dan muzabanah H.r. Musnad Ahmad, III : 6, Sahih
Al-Bukhari, II : 763, Sahih Muslim, III : 1175, Abu Daud, III : 262, Malik
Al-Muwatha, II : 625, Sahih Ibnu Hiban, XI : 371.
* Dua transaksi dalam satu transaksi
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ
بَيْعَتَيْنِ فِي بَيْعَةٍ
Dari Abu Huraerah r.a, ia berkata,”Rasulullah saw.
melarang dua transaksi dalam satu transaksi.”
H.r. Sahih Ibnu Hiban, XI : 347. Sunan At-Tirmidzi,
III : 533
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ بَاعَ
بَيْعَتَيْنِ فِي بَيْعَةٍ فَلَهُ أَوْكَسُهُمَا أَوْ الرِّبَا
Dari Abu
Huraerah r.a, ia berkata,”Nabi saw. telah bersabda,” Siapa yang jual beli dua
transaksi dalam satu transaksi, baginya harga yang kurang atau termasuk riba.”
Sunan Abu Daud, III : 374.
عَنْ عَمْرُو
بْنِ شُعَيْبٍ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ أَبِيهِ حَتَّى ذَكَرَ عَبْدَ اللهِ بْنَ
عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَحِلُّ
سَلَفٌ وَبَيْعٌ وَلاَ شَرْطَانِ فِي بَيْعٍ وَلاَ رِبْحُ مَا لَمْ تَضْمَنْ وَلَا
بَيْعُ مَا لَيْسَ عِنْدَكَ
Dari Amr bin Syuaib, bapak-ku menceritakan dari
bapaknya sampai ia menyebut Abdulah bin Amr, ia berkata,”Rasulullah saw. telah
bersabda,” Tidak halal pinjam dan jual dan tidak halal dua syarat dalam satu
transaksi, dan tidak (hakal) dari barang yang tidak ia tanggung, dan tidak ada
jual barang yang tidak ada padamu.’” H.r. Sunan Abu Daud, III : 383.
* Larangan menimbun dan Monopoli.
عَنْ
مَعْمَرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ لاَ يَحْتَكِرُ إِلاَّ خَاطِئٌ
Dari Ma’mar bin Abdulah dari Rasulullah saw., beliau telah bersabda,”Tidak
menimbun (monopoli) kecuali orang yang bersalah” Sahih Muslim, III : 1228.Sunan
At-Tirmidzi, III : 567, Sunan Abu Daud, III : 271, Sunan Ibnu majah, II :
728.Musnad Ahmad bin Hanbal, III : 453 .
* Larangan perantara/percaloan/mediator yang merugikan
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ تَلَقَّوْا الرُّكْبَانَ وَلاَ
يَبِعْ حَاضِرٌ لِبَادٍ قَالَ فَقُلْتُ لابْنِ عَبَّاسٍ مَا قَوْلُهُ لاَ يَبِيعُ
حَاضِرٌ لِبَادٍ قَالَ لاَ يَكُونُ لَهُ سِمْسَارًا
Dari ibnu Abas r.a, ia berkata,”Rasulullah saw. telah
bersabda,”Janganlah kamu mencegat kafilah pedagang sebelum sampai ke pasar
(sebelum diketahui harganya), janganlah orang kota hanya berjualan kepada orang
desa.’ Saya (Thawus) bertanya kepada Ibnu Abas,’Apakah yang dimaksud orang kota
hanya menjual kepada orang desa itu ?’ Ia menjawab,’ Janganlah menjadi mediator
(yang merugikan). H.r. Al-Bukhari
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ
تَلَقَّوْا الرُّكْبَانَ وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَلاَ
تَنَاجَشُوا وَلاَ يَبِعْ حَاضِرٌ لِبَادٍ …
Dari Abu Huraerah r.a bahwasannya Rasulullah saw.
telah bersabda,”Janganlah mencegat pedagang sebelum sampai ke pasar, janganlah
menjual sebagian kamu jualan sebagian lainnya, dan janganlah saling melakukan
nanajasy, jangan orang kota hanya menjual kepada orang dosa…’” H.r. Al-Bukhari
dan Muslim
عَنْ ابْنِ
سِيرِينَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ تَلَقَّوْا الْجَلَبَ فَمَنْ تَلَقَّاهُ
فَاشْتَرَى مِنْهُ فَإِذَا أَتَى سَيِّدُهُ السُّوقَ فَهُوَ بِالْخِيَارِ
Dari Ibnu Sirin, ia berkata,”Saya mendengar Abu
Huraerah berkata,”Bahwasannya Rasulullah saw. telah bersabda,’Janganlah kamu
cegat barang yang datang dari luar kota. Siapa yang mencegatnya lalu membeli
sesuatu daripadanya, kemudian pemiliknya datang kepasar, maka ia boleh
memilihnya antara jadi menjual atau menarik barangnya kembali.’” H.r. Muslim,
III : 1157.
* Larangan melakukan penipuan atau pembohongan
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَى
صُبْرَةِ طَعَامٍ فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِيهَا فَنَالَتْ أَصَابِعُهُ بَلَلاً فَقَالَ
مَا هَذَا يَا صَاحِبَ الطَّعَامِ قَالَ أَصَابَتْهُ السَّمَاءُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ قَالَ أَفَلاَ جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَيْ يَرَاهُ النَّاسُ مَنْ غَشَّ
فَلَيْسَ مِنِّي
Dari Abu Huraerah bahwasannya Rasulullah saw telah
melewati tumpukan makanan, maka beliau memasukkan tangannya pada makanan itu,
lalu jari-jari beliau menjangkau basahan, beliau bersabda,”Apakah ini wahai
pemilik makanan?’ Ia menjawab,’Dikenai air hujan wahai Rasulullah.’Mengapa
tidak kau jadikan (yang basah) tersimpan di atas makanan agar dapat dilihat
oleh orang-orang. Siapa yang menipu umatku, ia bukan dari golonganku.’” H.r.
Muslim, I : 99 .
عَنْ أَبِيْ
ذَرٍّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ثَلاَثَةٌ لاَ
يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلاَ
يُزَكِّيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ قَالَ فَقَرَأَهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَ مِرَارٍ قَالَ أَبُو ذَرٍّ خَابُوا وَخَسِرُوا
مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ : أَلْمُسْبِلُ وَالْمَنَانُ وَالْمُنْفِقُ
سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ
Dari Abu Dzar, dari Nabi saw., beliau bersabda, “Tiga
orang yang tidak akan diajak bicara, tidak akan diperhatikan, tidak akan
disucikan oleh Allah pada hari kiamat, dan mereka mendapat siksa yang pedih”
Kata Abu Dzar, “Rasulullah mengucapkannya sebanyak tiga kali” Abu Dzar berkata,
“Siapa mereka yang celaka dan merugi itu wahai Rasulullah?” Rasul menjawab,
“Orang yang melabuhkan pakaian, yang mengungkit-ungkit pemberian, dan
menawarkan dagangannya dengan sumpah palsu”. H.r. Muslim, Shahih Muslim, I:102;
Ibnu Hiban. Shahih Ibnu Hiban, XI:272; Ad-Darimi, Sunan Ad-Darimi, II:346-347;
Al-Baihaqi, As-Sunanul Kubra, II:42; An-Nasai, Sunan An-Nasai, V:81; Ibnu
Majah, Sunan Ibnu Majah, II:744; Ibnu Abi Syaibah, Al-Mushannaf, V:165;
Al-Bazzar, Musnad Al-Bazzar, IX:417; Ahmad, Musnad Ahmad, V:162. Redaksi di
atas riwayat Muslim.
* Mengurangi ukuran, timbangan, korupsi
وَيْلٌ
لِلْمُطَفِّفِينَ(1)اَلَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ
يَسْتَوْفُونَ(2)وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ(3)
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, 2.(yaitu)
orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,
3. dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka
mengurangi. Q.s. Al-Muthaffifin : 1-3.
* Tidak Boleh Menawar Barang yang Sedang Ditawar Orang Lain
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ
يَسُمِ الْمُسْلِمُ عَلَى سَوْمِ أَخِيهِ
Dari Abu Huraerah bahwasannya Rasulullah saw telah
bersabda,”Janganlah seseorang menawar barang yang sedang ditawar oleh
sodaranya.” H.r. Muslim, III : 1154
* Tidak boleh
merugikan orang lain
عَنْ
عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَضَى أَنْ لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
Dari ubadah bin Ash-Shamit bahwasannya Rasulullah saw.
telah menetapkan bahwa tidak ada kemadaratan dan tidak pula mendatangkan
madarat.” H.r. Ibnu Majah, II : 784.
* Meninggalkan yang meragukan
عَنْ أَبِي الْحَوْرَاءِ السَّعْدِيِّ قَالَ قُلْتُ
لِلْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ مَا حَفِظْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ
طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
Dari Abu
Alhaura As-Saidi, ia berkata,”Saya berkata kepada Alhasan bin Ali apa yang
engkau hafal dari Rasulullah saw.?’ Ia menjawab,’Saya hafal dari Rasulullah
saw. – Tinggalkanlah yang meragukanmu untuk mengambil yang tidak meragukanmu.”
Musnad Ahmad, I : 220, Sunan At-Tirmidzi, IV : 668, An_Nasai, III : 239, Sahih
Ibnu Khuzaimah, IV : 59, Shahih Ibnu Hiban, II : 498
MENDENGAR:
- Sambutan dan pengarahan dari Ketua Dewan Hisbah KH. Usman Sholehuddin.
- Sambutan dan pengantar dari Ketua Umum PP Persis K.H. Drs. Shiddiq Amien, MBA.
- Makalah dan pembahasan yang disampaikan oleh: K.H. Wawan Shofwan Sh.
- Presentasi Bpk Anas Nashrudin Tentang sistem MLM.
- Pembahasan dan penilaian dari anggota Dewan Hisbah terhadap masalah tersebut di atas
MENIMBANG:
- Perlu kejelasan dan ketegasan status hukum tentang Multi Level Marketing .
- Menjamurnya sistem MLM ditengah masyarakat dan diminati oleh ummat Islam.
- Maslahat dan Mafsadat dari sistem Multi Level Marketing.
- Telah banyaknya MLM yang dilegalisasi oleh pemerintah.
- Dan banyaknya anggapan bahwa MLM merupakan salah satu kemajuan ekonomi dan solusi untuk keluar dari tekanan ekonomi.
- Perlunya memberikan rambu-rambu syari’at dalam segala bentuk transaksi perpindahan hak milik berupa barang atau jasa.
- Larangan Islam tentang segala bentuk transaksi barang dan atau jasa yang mengandung unsur gharar, jahalah, riba, ghosy, najasy, al-bai’aitain fi bai’ah dan maisir.
Dengan
demikian Dewan Hisbah Persatuan Islam,
MENGISTINBAT:
- Praktek MLM yang hanya mempermainkan uang (Money Game), yaitu perusahaan mengambil uang anggota, dan komisi, bonus, atau reward up line diambil dari uang pendaptaran anggota (down line) hukumnya haram.
- MLM yang bergerak dalam jual beli barang/produk dan atau jasa yang haram hukumnya haram.
- MLM yang menggunakan sistem yang mengandung unsur haram (gharar, riba, ghosy, najasy dan maisir) hukumnya haram.
- MLM yang memperjual-belikan barang/produk dan atau jasa yang halal dengan sistem yang tidak mengandung unsur yang haram hukum halal.
Demikian
keputusan Dewan Hisbah mengenai masalah tersebut dengan makalah terlampir.
الله يأخذ بأيدينا الى ما فيه خير للإسلام و المسلمين
Bandung , 10 Sya’ban 14 30 H
1 Agustus 200 9 M
DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM
Ketua Sekretaris
KH. USMAN
SHOLEHUDDIN KH. WAWAN SHOFWAN Sh
NIAT: 05536 NIAT:
30400
Tidak ada komentar:
Posting Komentar