KEPUTUSAN
DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM
Pada Sidang
Dewan Hisbah Penyerta Muktamar XIV
Di PC Persis
Soreang
Tentang:
"GADAI YANG SYAR'I"
بسم الله الرحمن الرحيم
Dewan Hisbah
Persatuan Islam setelah:
MENGINGAT:
1. Firman
Allah :
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا لاَ تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلاَّ
أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلاَ تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ
إِنَّ اللهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
(Q.s. An-Nisa : 29).
وَإِنْ
كُنْتُمْ عَلَى سَفَرٍ وَلَمْ تَجِدُوا كَاتِبًا فَرِهَانٌ مَقْبُوضَةٌ....
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak
secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang… (Q.s. Al-Baqarah : 283).
Gadai (rahn) merupakan salah satu bentuk Muamalah yang
pernah dilakukan Rasulullah saw.
2. Hadis-hadis Nabi Saw:
عَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اللهُ عَنْهَا- أَنَّ النَّبِيَّ -صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- اشْتَرَى طَعَامًا مِنْ يَهُودِيٍّ إِلَى أَجَلٍ وَرَهَنَهُ
دِرْعًا مِنْ حَدِيدٍ. البخاري، كتاب البيوع، 14 بَاب شِرَاءِ النَّبِيِّ -صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- بِالنَّسِيئَةِ.
Dari Aisyah r.a.; Bahwasanya Nabi SAW. membeli makanan
secara tempo dari seorang Yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi."
H.r. Al-Bukhari, Kitab Al-Buyu" Bab Syiro'in Nabiyyi SAW bin nasi-ah No.
2068.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ
-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- الرَّهْنُ يُرْكَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ
مَرْهُونًا وَلَبَنُ الدَّرِّ يُشْرَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا
وَعَلَى الَّذِي يَرْكَبُ وَيَشْرَبُ النَّفَقَةُ. البخاري، كتاب البيوع، 4 بَاب
الرَّهْنُ مَرْكُوبٌ وَمَحْلُوبٌ
Dari Abu Hurairah r.a. berkata; 'Binatang tunggangan
boleh ditunggangi sebab memberi nafqahnya apabila ia tergadai, dan susu boleh
diminum sebab memberi nafqahnya apabila ia tergadai. Dan bagi orang yang
menunggangi dan memimumnya itu wajib mengeluarkan biaya (perawatan)nya."
H.r. Al-Bukhari, Kitab Al-Buyu. Bab Al-Rahnu Markubun wa Mahlubun No. 2512.
إِذَا اِرْتَهَنَ شَاة شَرِبَ الْمُرْتَهِن مِنْ لَبَنِهَا بِقَدْرِ ثَمَنِ
عَلَفِهَا ، فَإِنْ اِسْتَفْضَلَ مِنْ اللَّبَن بَعْد ثَمَن الْعَلَف فَهُوَ رِبًا
" .فتح الباري 7:474
Apabila seseorang menggadaikan kambing betina
maka yang menerima gadaian boleh mengambil susunya seukuran harga
pengurusannya, namun apabila ia mengambil lebih dari susu itu setelah harga
pengurusannya, maka selebihnya itu adalah riba. –Fathul Bari VII:474
عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- « لاَ ضَرَرَ وَلاَ
ضِرَارَ »
Dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, 'Rasulullah saw.
bersabda, 'Tidak boleh merugikan diri sendiri maupun orang lain." H.r.
Ibnu Majah, II : 784, Al-Muwatha Malik, II : 745, Musnad, Asy-Syafii, I :
224.
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ
بَيْعِ الْحَصَاةِ وَعَنْ بَيْعِ الْغَرَرِ
Dari Abu Huraerah, ia berkata,"Rasulullah saw.
melarang jual beli dengan lemparan batu dan jual beli yang belum jelas."
Sahih Muslim, III : 1153.
عن مَعْقِل بْنِ يَسَارٍ عَنْ رَسُولِ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- قال: مَا
مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ
لِرَعِيَّتِهِ إِلاَّ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ. رواه مسلم
Dari Ma'qil bin Yasar, dari Rasulullah
saw. bersabda, 'Tidaklah seorang hamba yang Allah memberikan kepadanya untuk
memimpin lalu dia mati pada hari kematiannya dalam keadaan menipu rakyatnya
kecuali Allah haramkan surga padanya." H.r. Muslim
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-
قَالَ : لاَ يَغْلَقُ الرَّهْنُ مِنْ صَاحِبِهِ الَّذِي رَهَنَهُ، لَهُ غُنْمُهُ
وَعَلَيْهِ غُرْمُهُ. رَوَاهُ الشَّافِعِيُّ وَالدَّارَقُطْنِي
Dari Abu Hurairah dari Nabi saw. bersabda,
'Rahn tidak menghalangi dari kepemilikan marhunnya, keuntungan baginya dan
kerugian tanggungjawabnya." H.r. As-Syafii dan Ad-Daraquthni
3. Kaidah Fiqhiyyah
الأصل في
العقود والمعاملات الإباحة حتى يقوم الدليل على بطلان والتحريم
"Asal melakukan setiap kegiatan akad dan muamalah
adalah boleh selama tidak ada dalil yang membatalkan atau mengharamkannya.
MENDENGAR:
- Sambutan dan pengarahan dari Ketua Dewan Hisbah K.H. Usman Shalehuddin
- Sambutan dan pengantar dari Ketua Umum PP Persis K.H. Prof. Dr. Maman Abdurrahman. MA
- Makalah dan pembahasan yang disampaikan oleh: Dr. Deni K. Yusup MA. 2. K.H. M. Romli
- Pembahasan dan penilaian dari anggota Dewan Hisbah terhadap masalah tersebut di atas
MENIMBANG:
- Larangan Islam tentang segala bentuk transaksi barang dan atau jasa yang mengandung Riba, Maisir, Jahalah, Gharar dan Ghasy.
- Belum adanya kesepakatan pendapat mengenai rahn (gadai) dalam tatanan aplikatif.
- Praktek gadai dilakukan oleh lembaga dan perorangan.
- Perlu kejelasan dan ketegasan status hukum tentang rahn (gadai).
Dengan
demikian Dewan Hisbah Persatuan Islam
MENGISTINBATH :
- Rahn (gadai) yang sesuai Syariah memiliki rukun-rukun dan syarat-syarat.
- Rukun-rukun gadai terdiri dari a. Rahin (yang menggadaikan) b. Murtahin (yang menerima gadai) c. Marhun (barang yang digadaikan) d. Akad (ijab qabul).
- Syarat-syarat Gadai:
- Dilakukan oleh Rahin (yang menggadaikan) yang merdeka yang diperhitungkan mampu mengembalikan utang.
- Marhun (barang yang digadaikan) hendaknya dapat ditaksir dan diestimasi dalam nilai uang dengan jumlah tertentu.
- Marhun (barang yang digadaikan) harus ada dan dimiliki pada saat akad.
- Marhun (barang yang digadaikan) tetap milik rahin.
- Murtahin (yang menerima gadai) dapat memanfaatkan marhun sebatas besarnya biaya pemeliharaan dan selebihnya adalah hak rahin.
- Apabila rahin tidak mampu membayar hingga saat jatuh tempo, maka murtahin hendaknya mengingatkan untuk segera melunasinya
- Murtahin dapat menjual marhun dengan seizin rahin manakala rahin tidak sanggup melunasi utangnya.
Demikian
keputusan Dewan Hisbah mengenai masalah tersebut dengan makalah
terlampir.
الله يأخذ بأيدينا الى ما فيه خير للإسلام و المسلمين
Bandung, 7 Agustus 2010 M
26 Sya’ban 1431 H
DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM
Ketua Sekretaris
K.H. USMAN
SHALEHUDDIN K.H.
WAWAN SHOFWAN Sh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar